Selasa, 08 November 2011

Aktivitas Belajar Dirumah Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah



PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SD INPRES BUALEMO 2
KECAMATAN BUALEMO KABUPATEN BANGGAI

Proposal Penelitian

 (Diajukan untuk memenuhi persyaratan Melakukan Penelitian Lapangan)


Oleh :
PEBRIONO HANGGULE
NIM. 151 407 073





 









UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2011



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dimana individu diberi pertolongan untuk mengembangkan kemampuan bakat dan minat yang dimilikinya, sehingga pendidikan mempuyai peran penting dalam negara karena dengan pendidikan yang tinggi tentunya negara tersebut dapat dikatakan negara yang maju. Pentingnya peran pendidikan bagi suatu negara mengharuskan pemerintah berupaya agar semua rakyat indonesia memiliki pendidikan yang tinggi.
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,  pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan  (Muhibbin Syah, 2004: 10).
Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental, sehingga para ahli banyak yang merumuskan mengenai pentingnya proses belajar untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.
1
 Dalam proses belajar tidak bisa hanya mengandalkan pada kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah untuk bisa mendapatkan hasil belajar yang optimal, tetapi juga harus belajar di luar jam sekolah yaitu di rumah karena waktu siswa lebih banyak dihabiskan di rumah, sehingga tidak sedikit guru-guru kita selalu mengingatkan kepada siswa agar hendaknya siswa banyak belajar dirumah.
Syaiful Bahri Djamarah (2008:63) mengenai belajar di rumah mengatakan agar setelah sekolah siswa mengulangi kembali bahan pelajaran di rumah, hal ini dilakukan karena tidak semua yang dijelaskan guru terkesan dengan baik. Pengulangan bertujuan agar kesan yang masih samar-samar menjadi terkesan dan tergambar jelas dan dalam ingatan, melatih daya-daya jiwa, dan membentuk respons yang benar. Tanpa pengulangan, informasi yang diterima di sekolah akan hilang karena daya ingat kerja sifatnya terbatas.
Perkembangan teknologi memberi dampak secara positif maupun negatif terhadap pendidikan. Pengaruh perkembangan teknologi dibidang media masa dan elektronik yang melahirkan berbagai produk elektronik seperti TV, Komputer, Internet, HP dan lain-lainya yang dapat memicu hilangnya keinginan anak/siswa untuk melakukan aktivitas yang sebenarnya sebagai pelajara. Dewasa ini kecenderungan anak utuk menonton TV, Bermain Game dan aktivitas lainya yang kurang bermanfaat bai siswa semakin tinggi, sehingga anak lupa akan belajar.
 Selain dampak dari perkembangan teknologi, berbagai permasalahan  yang lahir dari lingkungan keluarga individu juga daptat memicu minat belajar siswa, misalnya kuranggnya peran orang tua dalam membimbing dan memotivasi anak dalam belajar di Rumah sehingga anak cenderung bermain dan melakukan berbagai aktivitas yang tidak bermanfaat dalam pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Sebagai mana seperti telah di jelaskan diatas berlaku pula pada siswa di Sekolah Dasar Inpres Bualemo 2 yang di peroleh peneliti melalui observasi lapangan. Kecenderungan siswa SD Inpres Bualemo 2 melakukan aktivitas yang tidak sesuai degan apa yang diharapkan lebih banyak dari pada siswa yang melakukan aktivitas belajar di rumah setelah pulang sekolah.  
Dengan demikian akan menimbulkan pertanyaan bagi peneliti yaitu bagaimana hasil belajar siswa yang tidak belajar di rumah dengan siswa yang melakukan aktivitas belajar di rumah secara efektif dan efisien pada siswa di SD Inpres Bualemo 2.
Sebenarnya belajar di rumah  bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan dengan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel lain yang mempengaruhi antara lain motivasi dan minat belajar, lingkungan, sarana, prasarana, guru, dan lain sebagainya. Jadi dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti aktivitas belajar siswa di rumah, sehubungan dengan latar belakang diatas.
Dari uraian singkat diatas, dapat disimpulkan bahawa untuk mencapai hasil belajar yang optimal salah satunya adalah belajar di rumah atau belajar diluar jam sekolah. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian sesuai permasalahan dilapangan dengan mengambil judul “Pengaruh Aktivitas Belajar di Rumah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Bualemo 2 Kecamatan Bualemo”
1.2  Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang  diatas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Kurangnya waktu belajar siswa di sekolah, sehingga siswa diharapkan belajar dirumah.
2.      Banyaknya siswa yang tidak belajar dirumah.
3.      Sudah baiknya hasil belajar siswa kelas II SD Inpres Bulamemo 2.
1.3  Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti mengankat permasalahan sebagai berikut : “Bagaimanakah pengaruh aktivitas belajar di rumah terhadap hasil belajar siswa di Kelas II SD Inpres Bualemo 2”.
1.4  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1.      Utuk mengetahui aktivitas belajar siswa di Rumah.
2.      Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas II SD Inpres Bualemo 2 Kecamatan Bualemo.
3.      Untuk mengetahui hubungan aktivitas belajar di Rumah terhadap hasil belajar siswa kelas II SD Inpres Bualemo 2 Kecamatan Bualemo.
1.5  Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.      Bagi Siswa
Memberikan informasi kepada siswa betapa pentingnya belajar di Rumah terhadap hasil belajar yang akan dicapa, sehingga siswa bisa mengatur  kegiatan belajarnya dirumah.
2.      Bagi Guru
Sebagai bahan masukan untuk dapat memberikan pengarahan dalama belajar dengan memperhatikan fasilitas belajar siswa atau dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang menyebabkan siswa melakukan aktivitas belajar di rumah, Misalnya memberikan Pekerjaan Rumah (PR) atau mengadakan kegiatan belajar kelompok malam.
3.      Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangkan untuk meningkatkan mutu pendidkan dan memaksimalkan peningkatan prestasi belajar siswa sebagai peserta didik.
4.      Bagi Masyrakat/Orang Tua
Sebagai bahan masukan agar lebih memberikan perhatian dalam proses belajar baik anak di rumah dengan dapat mendampangi anak dalam mengulangi pelajaran yang ada di sekolah lalu di pelajari di rumah.
5.      Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai hubungan aktivitas belajar  di Rumah terhadap hasil belajar siswa.











BAB II
KAJIAN TEORI



2.1  Hakikat Belajar
2.1.1        Pengertian Belajar
Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas kegiatan belajar, baik kegiatan seseorang melakukan aktivitas sendiri, maupun didalam suatu kelompok tertentu. Dipahami atau tidak dipahami, sesungguhnya sebagaian besar aktivitas didalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar.
 Menurut Saiful Sagala (2006:11) mengemukakan bahwa belajar merupakan komponen ilmu pendidikan  yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun inplisit (tersembunyi). Sedangkan menurut Robert M. Gene (dalam Purwanto, 2007:84) mengemukakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa shingga perbuatanya berubah dari waktu sebelumnya ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah  ia mengalami situasi tadi
Dimayati dan Modjiono dalam (http://myfortuner.wordpress.com) menjelaskan bahwa belajar adalah kegiatan dan merupakan peristiwa yang dilakukan sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dilihat dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru.
Selain itu Pandangan Psikologi Kognitif dalam (M. Ngalim Purwanto, 2007:151) belajar adalah suatu usaha untuk mengerti tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktekkan, mengabaikan dan respon-respon lainnya guna mencapai tujuan.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.
2.1.2        Tujuan Belajar
2.1.3        Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Balejar
Faktor-faktor yang mempngaruhi belajar mempuyai banyak jenis, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern dan faktor ekstern mempuyai pengaruh yang sangat besar dalam proses belajar yang dilakukan.
Menurut Slamet dalam (http://id.shvoong.com/tags/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-belajar) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar ada dua faktor, yaitu faktor dari dalam seperti jasmani, psikologi dan kelelahan. Sedangkan faktor luar seperti, keluarga, sekolah, dan masyarakat.
1.      Faktor dari dalam diri yaitu:
a.       Faktor jasmaniah, meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh
b.      Faktor psikologis, meliputi: intelegasi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c.       Faktor kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
2.      Faktor dari luar diri yaitu:
a.       Faktor keluarga seperti cara orang tua pendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang keluarga.
b.      Faktor sekolah seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, displin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pejarandi atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c.       Faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam masyarakat. Media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
2.3  Aktivitas Belajar di Rumah
2.3.1        Pengertian Aktivitas
Aktivitas adalah melakukan suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas menunjukkan adanya kebutuhan untuk aktif bekerja atau melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Lawan aktivitas adalah non-aktivitas yang artinya tidak melakukan aktivitas apapun.
Menurut W.J.S. Poewadarminto dalam http://id.shvoong.com/pengertian -aktivitas)  Aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan. Sedangkan Menurut S. Nasution dalam (http://id.shvoong.com/tags/pengertian-aktivitas) Aktivitas adalah keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan.
Sebenarnya jika dipandang secara luas bahwa pengertian aktivitas bermacam-macam, namun yang dimaksud aktivitas dalam penelitian ini yaitu aktivitas dalam belajar di rumah.
2.3.2        Pengertian Aktivitas Belajar di Rumah
Belajar dapat terjadi apabila ada aktivitas dari siswa, karena belajar lebih bersifat individu yang banyak dipengaruhi oleh potensi dan kemampuan individu. Inisiatif  yang datang dari siswa dapat membantu efektivitas dan efisiensi pembelajaran, karena belajar sangat berhubungan dengan apa yang harus dikerjakan (diperbuat) siswa untuk dirinya sendiri maupun kelompoknya.
 Dalam (http://www.definisionline.com/2011/06/pengertian-aktivitas-belajar.html) menjelaskan yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikat perubahan. Sedangkan dalam (http://id.shvoong.com/tags/pengertian-aktivitas) disebutkan bahwa aktivitas belajara adalah suatu proses kegiatan belajar siswa yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku.
Pada dasarnya aktivitas belajar bukan hanya dilakukan di sekolah saja, namun kegiatan belajar dapat dilakukan dimana saja. Menurut Aunurrahman (2009:32) aktivitas keseharian yang berkenaan dengan upaya untuk mendapatkan informasi, pengetahuan atau keterampilan baru yang belum diketahui atau untuk memperluas dan memperkokoh sesuatau yang telah dimiliki sebelumnya merupakan aktivitas belajar. Lanjukaka Degana Mengarjakan PR, DLL apakah merukanan kegiatan Belajar dirmah.
Dengan demikian jelas bahwa kegiatan belajar di rumah merupakan salah satu aktivitas belajar, namun yang paling sederhana kegiatan  belajar di rumah bagi anak sekolah yaitu mempelajari kembali pelajaran yang didapatkan dari sekolah artinya belajar dirumah merupakan latihan dan ulangan terhadap materi pelajaran yang didapat dari proses belajar maupun yang akan diajarkan di sekolah.
Dari beberapa penejelasan diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar di rumah (siswa) merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam sekolah secara individu maupun kelompok secara sadar dengan maksud untuk mengulangi, melatih, menggali dan mengembangkan pengetahu, keterampilan dan sikap dengan tujuan memperkuat dan memperjelas pengetahunan, sikap dan keterampilan yang diperoleh dari proses belajar di sekolah.
2.3.3        Macam-macam Aktivitas Balajar di Rumah
Wasty Soemanto (2003:107-113) menjelaskan bahwa beberapa contoh aktivitas belajara dalam beberapa situasi adalah sebagai berikut:
1.      Mendengarkan
2.      Memandang
3.      Meraba, Mencium dan Mencicipi
4.      Menulis dan mencatat
5.      Membaca
6.      Membuat Ringkasan dan menggaris bawahi
7.      Mengingat
8.      Berpikir
Apa yang dilakukan siswa saat belajar dirumah.
Contoh…contoh kegiatan belajar dirumah

2.4  Hasil Belajar
2.4.1        Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindak mengajar.  Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar .  Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar yang merupakan bukti dari usaha yang telah  dilakukan. Menurut Hamalik (2002:155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap,  dan  ketrampilan.
Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi  sopan  dan  sebagainya.  Menurut  Dimyati  dan  Mudjiono  (1999:4-5)  dampak  pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka dalam ijazah  atau  kemampuan  meloncat  setelah  latihan. 
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran.  Menurut Nasrun (dalam Tim Dosen, 1980 : 25) mengemukakan bahwa : “Hasil belajar merupakan hasil akhir pengambilan keputusan mengenai tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran.  Hasil belajar dikatakan tinggi apabila  tingkat  kemampuan  siswa  bertambah  dari  hasil  sebelumnya.
Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan sebagainya.  Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil  belajar  yaitu  :  kognitif,  afektif  dan  psikomotorik  (Sudjana,  1990:22).
Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dimaksudkan adalah hasil pencapaian siswa setelah belaja di sekolah maupun di rumah secara utuh baik hasil belajar berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang dituangkan kedalam buku rapor maupun buku nilai lainya berupa angka (Nilai).
Selanjutnya Davis (dalam Abdullah, 2007 : 4) mengatakan :”Dalam setiap proses belajar akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur. Hasil nyata yang dapat dikur dinyatakan sebagai  prestasi  belajar  seseorang.”
Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa suatu proses belajar mengajar pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa. Dan dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran yang berupa perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang di lambangkan dengan anka (Nilai).
2.4.2        Faktor-Faktor yang Mempengerahi Hasil Belajar
Dalam (http://id.shvoong.com/tags/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil-belajar.html) disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa banyak sekali macamnya, namun demikian faktor tersebut secara umum dibagi menjadi dua yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor Eksternal
yang dimaksud adalah yang menyangkut masalah dari luar individu (siswa). Sedangkan faktor internal siswa adalah faktor yang menyangkut seluruh pribadi termasuk fisik, maupun mental dan psikologisnya.
 Sedangkang dalam  (http://heru-id.com/2011/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil-belajar.html) Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak, yaitu :
1.      Faktor Internal
Foktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis. faktor fisikologis yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan berbeda pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Sedangkan faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya: a) Adanya keinginan untuk tahu. b) Agar mendapatkan simpati dari orang lain. c) Untuk memperbaiki kegagalan. d) Untuk mendapatkan rasa aman.
2        Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.
a)      Faktor yang Berasal Dari Orang Tua
Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagi cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam kaitan dengan hal ini, motivasi, perhatian, dan kepedulian orang tua akan memberikan semangat untuk belajar bagi anak.
b)      Faktor Yang Berasal Dari Sekolah
Faktor yang berasal dari sekolah dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak. kepribadian guru dan  kemampuan mengajar mata pelajaran, dapat menyebabkan anak memusatkan perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar.
c)      Faktor Yang Berasal Dari Masyarakat
Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Perilaku masyrakat sekitar yang kuran mendukung dapat mempengaruhi tingkahlaku anak. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi.
Selain beberapa faktor internal dan eksternal di atas, faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat disebutkan sebagai berikut:
1.      Minat
Seorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak akan berhasil dengan baik, tetapi kalau seseorang memiliki minat terhadap objek masalah maka dapat diharakan hasilnya baik.
2.       Kecerdasan
Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya seserorang. Orang pada umumnya lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat kecerdasan dan hasil belajar di sekolah (Sumadi, 1989: 11).
3.       Bakat
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud (Utami, 1992: 17). Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar (Sumadi, 1989: 12). Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil.
4.      Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melakukan sesuatu tindakan. Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
2.5  Pengaruh Aktivitas Belajar di Rumah Terhadap Hasil Belajar
Sesuatu yang perlu kita pahami bersama yaitu waktu belajar siswa di sekolah. Minimnya waktu belajar siswa disekolah memaksa kita untuk memberikan waktu lebih diluar jam sekolah untuk meberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di rumah.
Dalam (http://smapgri2kayen.com) Belajar tidak hanya dilakukan di sekolah. Apa yang anda dapatkan di sekolah akan hilang atau sia-sia bila anda tidak mengulasnya kembali di rumah. Anda lupa dengan materi yang diajarkan, tidak bisa menjawab ketika ditanya oleh guru, selanjutnya nilai ulangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
  Pada dasarnya tujuan belajar di rumah sebagai mana disebutkan dalam teori Bloom tentang konsep pengulangan. Bloom menjelaskan penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat. Siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap diingat. Oleh karena itu guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan pengulangan belajar, mengingat waktu belajar di sekolah sangat sigkat.
Indikator lain mengenai belajar di rumah bukanlah hanya mengulangi pelajaran di rumah saja, namun mengerjakan PR, mengerjakan tugas-tugas yang terdapat dalam buku paket atau tugas-tugas lainya yang diberikan guru, membaca buku bacaan yang berkaitan dengan bahan pelajaran dan lain sebagainya merupakan aktivitas belajar di rumah. Jika berbagai aktivitas itu bisa dilakukan oleh siswa  dengan terstruktur dan sesuai cara belajar yang efektif maka secara otomatis prestasi belajar sesuai apa yang diinginkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar di rumah sangat mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah, karena semakin banyak siswa meluangkan waktu untuk mengulangi pelajaran berupa mengerjakan PR, membaca buku catatan atau buku paket bisa memperkuat daya ingat terhadap materi yang sudah diberikan sekolah. Selai itu aktivitas belajar di rumah berupa  membaca bahan referensi materi pelajaran yang akan diajarkan serta melakukan aktivitas belajar kelompok atau hal-hal lain yang bermanfaat dalam kegiatan belajar di sekolah dapat memberikan nilai positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa.









BAB III
METODE PENELITIAN


3.1.   Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1   Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Inpres Bualemo 2 merupakan salah satu sekolah yang sudah cukup tua di Kecamatan Bualemo, SD Inpres Bualemo 2 dibangun pada tahun 1970, ketika itu Desa Bualemo A masih merupakan Kecamatan Pagimana sehingga nama Sekolah SD ini yaitu SD Inpres Bualemo 2 Kecamata Pagimana Kabupaten Banggai. Namun pada tahun 2001 Sekolah ini berganti nama menjadi SD Inpres Bualemo 2 Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai, karena pada tahun 2000 Desa Bualemo A sudah dimekarkan menjadi Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai. Adapun Kepala Sekolah yang pertama saat di bangunnya sekolah ini yaitu Bapak Djamaris Salawali. Setelah kepemimpinan Bapak Djamaris Salawali di SD Inpres Bualemo 2 terjadi beberapa pergantian Kepala Sekolah yaitu Bapak Nursaleh Ahmad, Bapak Namri Salawali dan yang terakhir pada awal tahun 2007 SD Inpres Bualemo 2 di Pimpin oleh Bapak Sitari Hanggule hingga sekaran.
SD Inpres Bualemo 2 memiliki 6 guru kelas, 1 Guru Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Penjaskes, 1 Kepala Sekolah dan 2 Tenaga Adminstrasi dengan latar belakang  pendidikan D-II dan S1. SD Inpres Bualemo 2 ditunjang oleh sarana dan prasarana pendidikan yang terdiri dari 6 ruangan kelas, 1 ruangan guru, 1 ruang kepala sekolah.
Untuk jumlah siswa, SD Inpres Bualemo 2 memiliki jumlah siswa sebanyak 120 yang terdiri dari 56 siswa laki-laki dan 64 siswa perempuan yang terdiri dari siswa yang memiliki berbagai macam karakteristik dan latar belakang ekonomi, sosial, budaya serta tingkat pendidikan orang tua yang berbeda-beda, sehingga perbedaan tersebut menimbulkan berbagai permasalahan yang berbeda-beda pula. Berbagai permasalahan tersebut diantaranya adalah hasil belajar siswa yang bervariasi. Bervariasinya hasil belajar tersebut disebabkan oleh berbagai faktor yang salah satuanya adalah faktor aktivitas belajar di rumah. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang pengaruh aktivitas belajar dirumah terhadap hasil belajar siswa, maka peneliti mengambil objek penelitian di SD Inpres Bualemo 2 yang berlokasi di Desa Bualemo A Kecamatan Bualemo Kabupaten Baggai.
Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan sebagai mana telah di jelaskan diatas. Alasan lain peneliti menetapkan lokasi ini juga memperhatikan bahwa sekolah tersebut dapat mempermudah peneliti dalam pengumpulan data yang dibutuhkan, karena sumber data yaitu orang tua siswa dengan peneliti sama-sama sebagai anggota masyarakat setempat dan saling mengenal sehingga peneliti bisa leluasa berinteraksi dalam memberikan pemahan tentang maksud dan tujuan peneliti dalam memperoleh data yang valid dan dapat dipercaya. hal lain yang mendorong pula peneliti memilih lokasi tersebu karena peneliti ingin memberikan sumbangan berupa pikiran melalui penelitian ini kepada pihak sekolah dan masyarakat dimana tempat peneliti berdomisisli.

3.1.2        Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan berdasarkan rencana penelitian yang telah ditetapkan peneliti yaitu ± 6 bulan yang dimulai dari bulan……..s/d…….yang mencakup uji coba instrumen, pengumpulan data, menganalisa data sampai penyususnan dan penulisan hasil penelitian.
3.2  Populasi Dan Sampel
3.2.1        Populasi
Sugiyono (2009:117) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan demikian populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Inpres Bualemo 2 yang berjumlah 26 orang yang memiliki karakteristik, aktivitas, minat dan kultural yang berbeda-beda.
3.2.2        Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009:118). Dengan demikian, untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan serta dengan memperhatikan jumlah populasi, maka peneliti menggunakan tekhnik penganbilan sampel berupa tekhnik sampeling jenuh.
Teknik pengambilan sampeling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang (Sugiyono, 2009:124). Dengan memperhatikan jumlah populasi dari obyek/subyek penelitian maka jelaslah jumlah sampel yang diambila adalah seluru siswa kelas IV SD Inpres Bualemo 2 Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai yang berjumlah 26 Orang
3.3  Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif asosiatif dengan teknik analisa data  kuantitatif. Deskriptif asosiatif dengan teknik analisa data secara kuantitatif  dipandang sesuai dengan penelitian ini karena bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh positif dan signifikan atara dua variabel yang diteliti yaitu aktivitas belajar di rumah sebagai variabel (X) dan hasil belajar sebagai variabel (Y), dan apabila ada, seberapa besar pengaruhnya serta berarti atau tidak dengan fokus permasalahan penelitian menyangkut pengaruh aktivitas belajar dirumah terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SD Inpres Bualemo 2 Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai.
3.4  Variabel Penelitian
Variabel adalaha gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2007:45). Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel lainya maka macam macam variabel dalam penelitian  dapat dibedakan menjadi: Variabel Independen, variabel dependen, variabel moderator, variabel interverning dan variabel kontrol (Sugiyono, 2009:61), namun pada penelitian ini, variabel peletian hanya terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen yang relevan dengan bunyi judul penelitian ini. Adapun variabel dalam peneltian ini adalah aktivitas belajar di rumah sebagai variabel independen atau disebut pula dengan variabel bebas dengan simbol (X) dan hasil belajar siswa sebagai variabel dependen atau sering disebut pula variabel terikat dengan simbol  (Y). hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Cara Guru Mendidik (X)
Minat Belajar Siswa (Y)
 

                   

Gambar…Hubungan variabel indevenden-dependen

3.5  Definisi Operasional Variabel
Dalam rangka memudahkan dalam penyusunan instrumen penelitian dan untuk mempermudah dalam pengujian hipotesis, maka peneliti bermaksud menjelaskan operasional variabel-variabel penelitian sebagai berikut:
3.5.1        Variabel bebas/independen (Variabel X)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa variabel (X) pada penelitian ini menyangkut aktivitas belajar di rumah siswa kelas IV SD Inpres Bualemo 2. Yang dimaksud dengan aktivitas belajar di rumah dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar siswa di rumah secara sederhana yang biasa dilakukan seorang siswa, dengan indikator yang akan diteliti menyangkut membaca buku pelajaran atau membaca catatan yang diperoleh dari proses pembelajaran disekolah, mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan soal-soal latihan yang ada pada buku pelajaran, ikuti  belajar kelompok, waktu belajar dirumah dan tempat belajar di rumah.
3.5.2        Variabel terikat/dependen (Variabel Y)
Pada variebel (Y), sebagai mana telah dijelaskan pula diatas menyangkut Hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Bualemo 2. Yang dimaksud dengan hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah diadakan evaluasi oleh guru kelas sesuai dengan presedur evaluasi yang berlaku disekolah tersebut dalam bentuk angka (Nilai) yang di peroleh oleh peneliti melalui observasi.
Perlu diketahui pula bahwa hasil belajar yang dimaksud lebih rinci dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi ulangan harian I dan ke-II pada mata pelajaran inovativ (Bahasa Indonesi, PKn, IPA, IPS dan Matematika.
3.6  Desain Penelitian
Desain penelitian dengan metode deskriftif asosiatif  dengan teknik analisa data secara kuantitatif  dapat digambarkan pada bagan alur kegiatan penelitian yang dikemukan oleh Sogiyono (2009:28) seperti dibawah ini:









Gambar….Bagan Desain Penelitian Deskriftif Asosiatif
3.5  Tekhnik Pengumpulan Data
Yang dimaksud dengan tekhnik pengupulan data adalah proses diperolehnya data dari sumber data, sedangkan sumber data adalah subjek dari penelitian simaksud. Selanjutnya dikatan pula bahwa paling tidak, terdapat dua cara yang dapat ditempuh peneliti untuk mengumpulkan data dari subjek peneliti, yaitu cara sampeling dan cara sensus (M. Subana, 2009:155).
Sehubungan dengan penelitian ini, instrumen yang dianggap paling cocok sebagai alat untuk memperoleh data yang diperlukan dalam membahas penelitian yaitu instrumen penelitian non tes berupa:
1.      Observasi
Sebagai tekhnik awal yang digunakan untuk mengumpulkan data umum objek penelitian.
1.    Dokumenter
Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa, guru, gambaran umum SD Inpres Bualemo 2 Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai dan hasil belajar siswa Kelas IV  SD Inpres Bualemo 2.
2.    Anket
Angket merupakan instrumen yang di pilih peneliti untuk memperoleh data mengenai aktivitas belajar di rumah (Variabel X) dan prestasi belajar siswa (Variabel Y) berupa pernyatan dalam bentuk jawaban seperti Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (ST).
2.6  Instrumen Penelitian
Menurut M. Subana (2009:127)  instrumen penelitian berkaitan erat kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data, sebab instrumen penelitian merupakan alat  bantu pengumpulan dan pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatiakan dalam pengadaan istrumen penelitian adalah sebagai berikut:
2.6.1   Pemilihan Instrumen
Dalam pemilihan instumen yang akan digunakan dalam penelitian hendaknya seorang peneliti memperhatikan variabel penelitian sebagai acuan dalam penyusunan instrumen, sehingga instrumen yang digunakan bisa dianggap valid sebagai alat penelitian.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa angket tertutup. Angket tertutup yaitu angket yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya memberi jawaban pada jawaban yang telah dipilih. Angket tertutup menjadi dipilih peneliti karena dianggap sangat tepat digunakan sebagai alat pengumpulan data pada penelitian ini. Selain itu penggunaan angket dianggap peneliti sifatnya yang praktis, hemat waktu, tenaga, dan biaya.
2.6.2   Pemilihan Indikator Instrumen
Dalam penyususnan instrumen penelitian, langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan indikator variabel penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah menyusun instrumen yang akan digunakan sebagai alat dalam pengumpulan data. Adapun indikator instrumen vada variabel penelitian ini yaitu sebagaimana telah dijelaskan pada definisi opresional diatas.
2.6.3   Penetuan Skor
Pada tahap ini peneliti menetapkan skor yang diberikan pada tiap-tiap item.  Dalam penelitin ini skor yang diberikan pada masing-masing option dengan menggunakan skala Likert.
Menurut M. Subana (2009:136) Model skala Likert adalah bentuk kuisioner yang mengungkap sikap dari responden dalam bentuk jawaban (pernyataan) yang berupa Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak berpendapat (TB), Tidak setuju (TS) dan Sangat tidak setuju (STS). Namun menurut Arikunto (2010:284) disarankan elternatif pilihannya empat saja berupa Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak setuju (TS), Sangat tidak setuju (STS) karena, ada kelemahan dengan lima alternatif. kelemahan itu berupa ada kecenderungan responden memilih alternatif yang ada ditengah.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka peneliti lebih cenderung memilih pendapat Arikunto yang berupa empat alternatif dengan setiap jawaban diberi skor tersendiri sesuai dengan positif atau negatifnya item tersebut. Pada item positif peneliti memberi skor untuk setiap pilihan responden yaitu :
a.       Sangat setuju (SS)     = 4
b.      Setuju (S)                  = 3
c.       Tidak setuju (TS)       = 2
d.      Sangat tidak setuju    = 1
Pada item negatif peneliti memberi skor untuk setiap pilihan responden yaitu :
a.       Sangat setuju (SS)     = 1
b.      Setuju (S)                  = 2
c.       Tidak setuju (TS)       = 3
d.      Sangat tidak setuju    = 4

2.6.4   Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka instrumen tersebut diujicobakan pada sampel penelitian yang telah ditentukan yaitu orang tua siswa kelas IV SD Inpres Bualemo 2. Adapun maksud dari uji coba instrumen ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan sebagai alat ukur.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu istrumen (Arikunto, 2010:211). Sedangkan reliabilitas dapat diratikan sebagai keterpercayaan (Purwanto, 2007:161).
Kevaliditasan instrumen, apabila mempunyai validitas tinggi jika butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi instrumen.  untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir soal dikorelasikan dengan skor total. Teknik validitas melalui analisis butir soal digunkan rumus korelasi product moment. Kriteria butir soal yang valid adalah jika rxy > rtabel dengan ketentuan rtabel diatas 0,30 untuk tiap bitir soal. Jika uji validitas tidak sesuai dengan kriteri yang telah maka butir soal tersebut dianggap gurgur, artinya salah satu butir soal tersebut tidak dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
Setelah dilakukan uji validitas istrumen, selanjutnya diadakan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana instrumen itu dapat dipercaya atau tidak. Untuk mengetahui realibilitas instrumen, digunakan metode tes ulang sebanyak dua kali dengan waktu yang berbeda pada objek yang sama dengan mengkorelasikan dari kedua skor yang telah diperoleh dari kedua pengujian dengan rumus korelasi product moment. Nilai koefisien korelasi menunjukan koefisien reliabiltas jika rxy > rtabel.
2.7  Tehknik Analisa Data
Menurut Arikunto (2010:278) secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah yaitu persiapan, tabulasi dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Sedangkan menurut M. Subana (2009:145) menjelaskan bahwa proses penganalisaan data dilakukan melalui tahapan pengidentifikasian, pengolahan dan penafsiran dengan memerlukan alat bantu berupa statistik. Terkait dengan hal itu maka diperlukan adanya tehknik analisis data.
Dalam rangkah pengujian hipotesis yang telah dirumuskan untuk menghitung sejauh mana pengaruh aktivitas belajar di rumah terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Bualemo 2 Kecamatan Bualemo dengan tehkni analisa data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Mencari Koefisien Korelasi
Mencari koefisien korelasi dimaksudkan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel yaitu Variabel X (Aktivitas belajar dirumah) dan Variabel Y (hasil belajar).
Adapun tehknik analisa yang dugunakan yaitu teknik analisa product momen dengan persamaan:

       = Koefisien korelasi korelasi antara variabel X dan Y
N         = Jumlah subjek penelitian
= Jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli dari variabel X dan Y
   = Jumlah skor asli dari variabel X
   = Jumlah skor asli dari variabel Y
Dari perhutungan akan diperoleh  kemudian dikonsultasikan  dengan harga rtabel untuk db=N-2 dan taraf signifikan 5%. Apabila bila hasil perhitungan lebih kecil dari nilai tabel  (  < rtabel)  maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya jika hasil perhitungan lebih besar dari nilai tabel (  > rtabel) maka H0 ditolak dan Ha diterima.
2)      Uji Regresi Linieritas Sederhana
Uji linieritas regresi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen bila variabel independen dimanipulasi/dirubah-rubah atau dinaik-turunkan (Sugiyono, 2007:260).
Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen (hasil belajar) bila variabel independen (aktivitas belajar dirumah) dimanipulasi/dirubah-rubah atau dinaik-turunkan. Maka digunakan tekhnik analisa regresi linier sederhana, dengan persamaan sebagai berikut:
Y = a + bX
Y = Variabel terikat (Prestasi belajar)
a  = Konstanta
b  = Koefisien regresi Variebel X (Aktivitas belajar di rumah)
X =  Variabel bebas (Aktivitas belajar di rumah)
3)      Menghitung Koefisien Determinan
Koefisien determinan (R) adalah besarnya perubahan dalam suatu variabel dijelaskan dari perubahan dalam variabel lainnya yang dinyatakan sebagai shared variance atau common variance. Demikian pula hasil korelasi antara dua variabel menghasilkan variansi bersama yang dapat diketahui melalui besarnya koefisien determinasi. Koefisien determinasi dinyatakan dalam persentase. Adapun persamaan Koefisien Determinasi = . dengan ketentuan bahwa perubahan pada variabel Y dijelaskan (sumbangan dari) variabel X, sisanya pengaruhi oleh variabel lain yang tidak dianalisis(Awalluddin, 2008:3-17).
2.8  Hipotesis Satatistik
H0 : ρ = 0,  Aktivitas belajar dirumah tidak berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SD Inpres Bualemo 2
Ha : ρ ≠ 0,  Aktivitas belajar dirumah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SD Inpres Bualemo 2.











menyangkut membaca buku pelajaran atau membaca catatan yang diperoleh dari proses pembelajaran disekolah, mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan soal-soal latihan yang ada pada buku pelajaran, ikuti  belajar kelompok, waktu belajar dirumah dan tempat belajar di rumah.

1.      Apakah anak Bapak dan Ibu setiap hari belajar di rumah?
a.       Ya                c. Kadang-kadang
b.      Sering           d. Tidak Pernah
2.      Apakah anak Babap dan Ibu setelah pulang sekolah melakukan kegiatan berupa membaca buku-buku pelajaran atau buku catatannya?
a.       Ya                c.  Kadang-kadang
b.      Sering           d. Tidak Pernah
3.      Apakah anak Bapak dan Ibu  selalu mengerjakan soal soal latihan yang ada pada buku pelajaran atau pada buku catatanya?
a.       Ya                c. Kadang-kadang
b.       Sering          d. Tidak Pernah
4.      Apakah anak Bapak dan Ibu selalu mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru disekolah?
a.       Ya                c. Kadang-kadang
b.      Sering           d. Tidak Penah
5.      Apakah anak Bapak dan Ibu  mengadakan belajar kelompok dengan teman-temanya setelah pulang sekolah atau malam hari?
a.       Ya                c. Kadang-kadang
b.      Sering           d. Tidak Pernah
6.      Apakah anak Bapak dan Ibu jika di rumah belajar ditempat yang aman, bukan didepan TV?
a.       Ya                c. Kadang-kadang
b.      Sering           d. Tidak
7.      Apakah anak bapak dan ibu serius pada saat belajar dirumah?
a.       Ya                c. Kadang-kadang
b.      Sering           d. Tidak serius
8.      Apakah anak Bapak dan Ibu selalu mengatur jadwal belajar dirumah?
a.       Ya                c. Kadang-kadang
b.      Sering           d. Tidak pernah
9.      Apakah anak Bapak dan Ibu pernah meminta bantuan kepada Bapak dan Ibu atau orang lain dalam mengerjakan PR atau belajar dirumah?
a.       Ya                c. Kadang-kadang
b.      Sering           d. Tidak Pernah
10.  Apakah anak Bapak dan Ibu pernah bertanya tentang pelajar yang kurang jelas yang didapatkan dari sekolah?
a.       Ya                c. Kadang-kadang
b.      Sering           d. Tidak pernah
11.  Apakah anak bapak dan Ibu mau belajar di rumah pada saat disuruh saja?
a.       Ya                c. Kadang-kadang
b.      Sering           d. Tidak

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Subana, M dan Sudrajat. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia.
Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sujana, Nana. 2009. Dasa-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido.
Awalluddin, dkk. 2008. Statistik Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Gorontalo. 2010. Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
Aditya, S., Dodiet. 2009. Penelitian Deskrifti. (Online), www.pdffactory.com. Diakses 21 Juli 2011
Sugihharto. 2011. Pengertian Aktivitas Belajar. Artikel (Online),  http://id.shvoong.com, diakses 03 Agusrus 2011
Purwanto, M. Agalim 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosada Jkarya
http://www.slideshare.net/wahyusanjaya